ANDA INGIN PUNYA REZEKI YANG MELIMPAH? BELAJAR DENGAN KISAH BAPAK PENJUAL RUZAK INI! BAGAIMANA CARANYA? BACA SELENGKAPNYA...



HARI ini hujan mulai jam 9 pagi, seorang tukang rujak numpang berteduh di teras ruko.
Beliau saya pinjamkan tempat duduk dari dalam toko. Masih penuh gerobaknya dengan buah-buah teratur rapi.
Kulihat dari dalam toko beliau buka buku kecil. Rupanya suatu alquran. Beliau begitu tekun dengan Al-Qurannya.

Hingga jam setengah 11 hujan tidak kunjung berhenti.
Saya mulai kuatir karena sepi pembeli.
Saya keluar sebatas memberikan air minum kemasan serta sebagian butir kurma.
Tak ada sedikitpun raut gelisah tampak di berwajah.
“Kalau musim hujan jualannya repot juga ya, Pak… ” Kataku sambil menatap gerobaknya. “Masih banyak banget. ”
Beliau tersenyum, “Iya bu.. Semoga ada rezekinya.. . ” jawabnya.
“Aamiin, ” kataku.
“Kalau tidak setelah gimana, Pak? ” tanyaku penuh iba…
“Ya.. Bila tidak abis ya resiko, Bu… Bila yang tidak dapat sampai besok seperti semangka, melon yang telah kebuka ya kasih ke tetangga juga seneng dari pada kebuang. Bila seperti bengkoang, jambu, mangga yang masih tetap bagus dapat disimpan. Semoga saja dapet nilai sedekah, ” tuturnya tersenyum.
“Kalau hujan selalu sampai sore bagaimana, Pak? ” tanyaku lagi.

“Ya Alhamdulillah bu… Berarti rezeki saya hari ini diizinkan banyak berdoa serta meminta sesuatu sama Allah. Kan bila hujan waktu mustajab untuk berdoa bu…” Tuturnya sembari tersenyum. “Dikasih kesempatan berdoa juga kan rezeki, Bu…”
“Terus bila tidak dapet duit bagaimana, Pak? ” tanyaku lagi.

“Berarti rezeki saya bersabar, Bu… Allah yang ngatur rezeki, Bu… Saya tergantung sama Allah.. Apa saja bentuk rezeki yang Allah kasih ya saya syukuri saja. Namun Alhamdulillah, bertahun tahun saya jualan rujak belum pernah sampai kelaparan.
“Pernah tidak dapat uang sekalipun, tau tau tetangga ngirimin makanan. Kita hidup mencari apa Bu, yang utama dapat makan agar ada tenaga buat beribadah serta usaha, ” tuturnya lagi sambil memasukan Alqurannya ke kotak di gerobak.
“Mumpung hujannya rintik, Bu… Saya bisa jalan.. Terima kasih yaa, Bu…” tuturnya sembari tutup tubuhnya dengan plastik serta buka payung yang melekat di grobaknya.

Saya terpana… Begitu malunya saya, dipenuhi rasa gelisah waktu hujan datang, demikian khawatirnya rezeki materi tidak didapat hingga mengabaikan nikmat yang ada di depan mata.
Mendadak hati yang semula gundah jadi ceria, mumpung masih tetap hujan … Masih tetap ada peluang bisa berdoa di waktu mustajab.[MUTIARA ISLAM]
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.