“Allaahu akbar, Allaaahu akbar” adzan Isya’ berkumandang, menyadarkannya kalau ia telah tidak punya wudhu.
“Bu, saya ingin berwudhu serta shalat Isya’ dahulu, ” pamitnya dengan suara santun pada ibunda. Ia memanglah terbiasa shalat dimuka saat.
“Apa anda telah g*la? Beberapa tamu telah datang. Bila engkau wudhu, bagaimana dengan make-up mu? Semua bakal terbasuh oleh air” jawab ibunya spontan. Ia terkejut dengan keinginan anaknya.
“Aku mesti shalat, Bu. Ibu sudah tahu kan, shalat yaitu perintah Allah yang tidak dapat ditawar”
“Iya, namun kan dapat shalatnya kelak saja setelah walimah usai, ” tukas sang ibu, “Aku ibumu. Untuk Allah, bila engkau berwudhu saat ini, ibu bakal marah”
“Demi Allah. Shalat ini yaitu perintah Allah. Ibu sendiri tahu kalau kita tidak bisa mentaati manusia untuk mendurhakai Allah. Saya takut dimarahi Allah”
“Tapi kelak bagaimana? Para tamu bakal menertawakanmu lantaran engkau menjumpai mereka tanpa ada make-up. Engkau nanti tak tampak cantik”
“Ibu, bila ibu sukai saya tampak cantik dihadapan manusia, tak sukakah ibu bila saya tampak cantik dihadapan Allah? Dengan berwudhu serta shalat dimuka saat, Allah bakal mencintai kita, mempercantik kita, apa pun omongan orang”
Sang ibu tidak dapat berbuat apa-apa lagi untuk mencegah putrinya itu untuk berwudhu. Usai berwudhu, pengantin itu masuk ke satu ruangan untuk menunaikan shalat.
“Lama sekali shalatnya, ” sang ibu gusar. Sebagian tamu telah menanti demikian lama, namun putrinya belum juga keluar dari ruangan shalatnya. Begitu terkejutnya sang ibu waktu buka ruang itu. Putri tercintanya ternyata wafat dalam keadaan sujud.
Pesan moral cerita riil yang terjadi di Abha, ibu kota Propinsi Asir, Arab Saudi. Syaikh Abdul Muhsin Al-Ahmad bercerita cerita mengharukan ini serta videonya sudah diunggah di Islamic Tube.
Kullu nafsin dzaa’iqatul maut. Setiap yang bernyawa pasti akan mati. Masalanya, kita tidak tahu kapan Allah mengambil nyawa kita. Beberapa orang yang wafat di waktu tua. Namun banyak yang meninggal dengan cara mendadak.
Sungguh mujur orang yang saat maut menjemput, ia tengah melaksanakan ibadah pada Allah. Atau ia tengah melakukan amal shalih serta kebajikan. Jadilah ia husnul khatimah. Serta berikut yang kita cita-citakan.
Pengantin wanita itu sudah mengajarkan kita. Ia sudah memenangkan perintah Allah. Ia tidak mau tunda shalat. Ia tak berberat hati kehilangan make-up untuk wudhu. Serta jadilah malam itu malam terakhirnya. Jadilah sujud itu sujud terakhirnya.
Suami, keluarga, serta para tamu mungkin saja berduka. Namun ia sudah berbahagia menghadap Tuhannya. Malam walimah mungkin saja beralih jadi malam kesedihan. Namun baginya, malam itu yaitu malam paling membahagiakan. Insya Allah.